Kadang aq merasa benci pada hidup. Mengapa hidup selalu dihiasi masalah-masalah yang tak pernah berakhir. Aq yang tertekan dengan semua perintah-perintah itu semakin merasa muak dengan kehidupan ku. Andai aq boleh memilih, alangkah bahagianya aq saat ini. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Mereka malah tak pernah bertanya apa keinginan ku. Buat mereka aq adalah penerima perintah dan mereka boleh memerintah. Setiap hari pekerjaan yang ku perbuat seolah tak ada artinya buat mereka. Heeyyyy..... Sadarkah kalian? Disini aq juga bekerja. Bukan berfoya-foya. Aq lelah dengan semua ini. Aq benci kalian yang tak mau mengerti. Pernahkah kalian mengerti dengan apa yang kurasakan? Pernahkah itu? Bukan ini yang kuinginkan. Aq hanya ingin diberi kesempatan untuk memilih. Bukan boneka kalian. Aq capek.... Andai kematian itu adalah yang terbaik bagiku. Mungkin itu akan lebih baik.
Sudah tak mungkin bagiku mengejar mimpi bersama mu. Sudah tak mungkin ku gantungkan harapan tuk miliki di rimu. Sudah tak mungkin bagi ku tuk bersama dengan dirimu. Sudah tak mungkin bagi ku mengulang cerita bersama mu. Aku sudah mencoba,Mencoba memperbaiki semuanya. Tapi hambar, itu yang ku rasa. Saat kau memutuskan kita untuk jalan sendiri-sendiri. Aku hanyalah kenangan bagi dirimu. Cinta kita hanyalah hiasan dalam hatiku. Dan waktu menentukan segalanya untuk hidupku. Trima kasih untuk waktu mu bersama ku. Trima kasih karna kamu pernah memilih ku untuk ada di hati mu. Trima kasih telah menjadikan ku kenangan bagi diri mu. Dan aku bahagian saat itu.
Saat mentari telah pergi Saat malam kembali sepi Saat kegelapan hadirkan mimpi Ku ingin satu dari dirimu Hadirkan aku dalam mimpi-mimpi itu Agar waktu tak terlalu lama memisahkan aku dengan dirimu. ``````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
Camar telah pergi Melati tak harum lagi Mimpi mengukir sepi Dan kegelapan membawku pergi Diantara ilalang mati aku masih berdiri tertunduk tuk merenung dan mendogak tuk menatapmu sang mentari pagi `````````````````````````````````````````````````````````````````````````
Mengertilah... Mengertilah...Itu kata yang terlalu sering diucapkan orang. Tapi mereka sama sekali tak tahu apa yang harusmereka mengerti. Seperti halnya hal ini terjadi. Penjelasan akan situasi tak menjadi penghalangbuat mereka yang memiliki keinginan. Namun terlalu disayangkan, karna sebuah keinginanberakhir permusuhan. Sebenarnya tak ada yang patut disalahkan. Karna ini hanyalah permainanwaktu. Dan ku pikir tak perlu ada penyesalan pada akhirnya. Karna keadaan ini adalah pilihan. Semoga setiap pilihan yang kita ambil adalah yang terbaik buat kita. Saat ini, kita perlu menatakembali hati kita. Agar ketenangan selalu menemani hari-hari kita nantinya. Dan semoga ceritabaru akan segera tercipta.
Puisi ini diberikan oleh seorang sahabat aku (Reza Sauqi/ Mboet) ketika aku berada di Ciawi-Bogor. Saat itu kami sedang mengikuti pelatihan (Training Of Trainers). Kebetulan waktu itu aku jadi sahabat rahasianya dia. Akhirnya Puisi ini tercipta, dia memberikannya padaku dan aku menerimanya. Puisi ini akan terus kusimpan, meskipun hanya tertulis dikertas yang usang. Ini adalah kenangan yang pernah ku punya dalam hidupku. Karna itu, aku akan menulisnya juga di blog ini.
Kedalaman itu . . .
Dalam palung matamu
Menyembunyikanruang dan waktu
Dalam kelabu biruKeheningan itu . . .
Dalam detik waktuyang membeku
Mengkristalkanrotasi itu
Dalam sepi, dalam sunyi,membatu
Keteduhan ituterlihat
Dari jilbab yang terikat erat
Tetap sajabanyak yang terpikat
Beberapa kumbangtetap mendekat
Di tengah malam gelap
Dan rajam kutukanpenyihir
Pelaut yang berlayardengan uap
Setitik teduh buatkami mencair
NB: Thank mboet atas puisinya. Aq suka puisi ini. karna aku memang suka puisi. `````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
Ini adalah puisi dari aku buat dia (Mboet). kami tukaran puisi waktu itu. Puisi ini kubuat setelah aku menerima puisi darinya Mboet. Ku harap dia kan menyukai puisi ini. Inilah isi puisi aku untuk sahabatku mboet.
S@H@B@T
Sahabat . . .
Kelamnya malam Takkan membuatku meninggalkanmu sahabatku.
Kilauan bintang Takkan tergantikan oleh kehadiranmu dalam hatiku
Dan ini, ini adalah puisi dari aku buat Bunda Niken. Karna Bunda Niken adalah sahabat rahasia aku. Sebenarnya, bukan karena dia sahabat rahasia aku makanya aku bikinin dia puisi. Tapi ada yang lain yang ku kagumi dari sosok itu. Ia begitu penuh kasih sayang, perhatian dan ia tidak pernah membeda-bedakan orang. Sosok dia mengigatkanku pada ibu. Namun sayang, ibu aku tak seperti dirinya. Ku fikir, betapa bahagianya mereka (anak-anaknya) memiliki sosok ibu yang seperti dia. Sosok ibu yang selama ini ku impikan. Namun itu hanya bayangan kelabu yang terus warnai hari-hari ku. Berikut ini puisi yang ku tulis buat Bunda Niken.
Pelangi-pelangi indah telah menghilang
Bersama bayanganmu meninggalkanku di ruangan sepi ini
Aku memang tak mengenalmu
Seperti para malaikat yang selalu mengikuti gerakan langkah kakimu
Namun waktu meninggalkan cerita baru dalam hidupku
Kebersamaan yang tercipta dalam waktu yang singkat membuatku semakin mengenalimu
Kau tak membatasi waktu disaat ku semakin dekat dengan dirimu
Hingga rasa itu muncul seiring waktu yang berputar tanpa bisa kita hentikan
Bersama mu kurasakan hangatnya kasih seorang ibu
Bersama mu kurasa nyaman dalam diriku
Perhatianmu mengalihkanku dari mimpi buruk itu
Hingga keluar satu kata yang begitu tulus dari hatiku untukmu
"I LOVE YOU BUNDA"
NB: Terakhir aku mendengar kabar dari Bunda Niken. Puisi ini telah dibingkaikannya dan dipajang dirumahnya. Aku sangat senang mendengarnya. Baru kali ini aku merasa hasil karya ku di hargai oleh orang lain. Miss U Bunda . . . (~_~)
Ketika kalian datang dalam hidupku, ku pikir kalian akan menjadi sahabat bagi diriku. ketika kalian datang dalam hidupku, ku pikir kalian akan jadi kekuatan bagi diriku. Ketika kalian datang dalam hidupku, ku pikir kalian akan selalu ada saat ku butuh. Tapi apa yang terjadi sekarang? Semua pikiran-pikiran baik ku untuk kalian hilang berganti rasa benci.
Mengapa kalian senang bermain dengan perasaan ku? Mengapa kalian senang dengan penderitaan ku? Apa sebenarnya salahku pada kalian? Hingga kalian terus saja menyakitiku.
Aku sudah tak nyakin akan menjadikan kalian sahabat dalam hidupku. Aku tak nyakin akan menyanyangi kalian seperti dulu. Semua ini terlalu sakit sobat. semua ini terlalu sakit buat aku. Tapi sampai detik ini, tak ada satu pun diantara kalian mengerti tentang perasaan ku itu. Kalian seolah buta dengan kegiatan kalian. Kalian seolah tak mengenal aku sebagai bagian dari hidup kalian.
Maaf sobat, apabila esok kita bertemu. Suasana tak seindah dulu. Semua ini kalian yang inginkan, bukan aku. Aku sudah lelah dengan lelucon kalian. Andai saja kalian bisa sedikit mengerti, mungkin keadaannya akan lebih baik. Tapi tidak setelah saat ini. Karna aku telah terlebih dulu merasakan sakit.
Thank's, atas kesakitan ini. kalau ejadian ini tidak pernah terjadi, mungkin aku tidak pernah sadar bahwa tak semua orang bisa kita jadikan teman.