Selasa, 09 April 2013

T3R!@K@N KU: “@KU & K3J3NUH@N KU”




Aku telah jenuh dengan keadaan ini. Bukan tak bersyukur. Hanya saja, rasanya terlalu berulang-ulang. Hingga tak ada waktu semenit pun untuk ku bisa berhenti dari semua ini.
Semakin hari, aku semakin merasa semua yang ingin kumilki telah hilang. Semangatku, kepercayaan ku, dan aku mencoba tetap berdiri dengan mimpi-mimpi kosong ku. Berbagai hal terjadi dalam hidup ku. Dan aku terus tertinggal bersama berbagai rasa yang membuat Susana hati ku tak menentu. Aku telah mencoba untuk bersikap tenang, seperti yang pernah disarankan oleh teman-teman ku. Tapi ternyata itu tak berhasil. Katanya cobaan, tapi kenapa datang bertubi-tubi?.
Aku semakin merasa, tak pernah ada jalan untuk ku kembali melihat pelangi. Walau mendung tak datang lagi menghias langit. Aku semakin merasa, tak ada suka setelah duka. Aku terus saja terbawa jauh dengan pikiran-pikiran konyol ku. Sebenarnya aku sangat menyadari, pikiran-pikiran itu terus saja membuat ku menjadi orang bodoh.
Aku kembali menjadi tak suka dengan diri ku sendiri. ketika orang lain berharap aku akan selalu ada dan bisa melakukan apa pun untuk mereka. Aku bergerak, tapi semua itu bukan aku. Aku telah dikontrol dengan remot control, dan orang-orang bisa mengendalikan aku semau mereka.
Ingin sekali aku berteriak, menghilangkan semua amaran yang bersarang dihati ini. Tak ingin aku menumpuknya terus menerus. Aku merasa sesak dengan semua itu. Aku tak ingin menangis, karna itu hanya akan meninggalkan sebab dimuka ku. Aku tak ingin menangis, karna aku sering merasa sakit disetiap suara isakan yang keluar dari setiap tetesan tangisku.
Kurasa, hidup terlalu sepi untukku. Hingga tak ada seorang teman pun tersisa untuk ku. Aku tahu, aku selalu mengeluh. Tapi lagi-lagi saat situasi itu datang aku mengeluh lagi. Aku kehilangan pegangan untuku tetap bertahan. Saat hari-hari yang ku lalui meninggalkan kenangan-kenangan pahit untuk ku. Tak ada yang lebih indah untukku kenang. Karena kenangan itu seperti air hujan. Terlalu sukar untuk merebutnya, dan kemudian hilang dalam genggaman. Lalu tertinggal rasa bekas disana, namun tak terlihat. Dan iya akan membuat kita mengenangnya. Aku mencoba berhenti melawan masa lalu. Karna ku tahu, iya bukan teman dan juga musuh buat ku.
Setia waktu yang tersisa, ku harap dapat menenggelamkan ku dalam kegelapan. Karna itu, aku tidak memperbaiki lampu yang rusak diruangan ini.Karena aku tidak cukup berani untuk menerangi kesepian ku.Aku juga ingin melumpuhkan matahari. Agar siang tak lagi ada, dan waktu tak lagi berlalu.Aku hanya ingin semua berhenti,Untuk ku yang tengah terpuruk ini.

(Senin, 31Des 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar