Aku
tahu mentari tak lagi menyapaku mulai hari itu.
Semua
menjauh.
Hanya
kamu yang tersisa temani aku hingga hari ini.
Sungguh,
sangat menjijikkan melihat mukanya malam ini.
Sungguh
tak punya perasaan menurut ku,
Masih
bisa iya tersenyum-senyum diatas penderitaan ku.
Masih
bisa iya mengejar motor adikku yang memboncengku menuju RS.
Sumpah,
pingin banget aq tampar mukanya.
Agar
dia sadar, bahwa selama ini banyak hal yang dilakukannya dan itu menyakiti ku.
Dari
pertama aku mengenalnya, iya sudah membuat ku masuk kedalam ngosip “
mengejarnya.”
Dan
sampai semua berakhir pun, ngosip tetap aja menyudutkan ku bukan dirinya.
Kenapa
mesti aku yang tertuduh sebagai orang yang berselingkuh.
Tak
ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Hanya
aku dan Allah yang mendengar semua yang keluar dari mulutnya.
Terlalu
banyak penyesalan yang kutanggung selama ini akibat ulahnya.
Benar-benar
mulut tak berguna.
Membuat
ku iba dan bertindak membelanya.
Tapi
apa yag ku dapat.
Hanya
nama baikku yang terus saja tercemar.
Aku
terlalu lelah memikul beban ini.
Berkali-kali
iya berbohong tetap saja aku maafkan.
Mungkin
iya hanya ingin melihat hidup ku hancur.
Sehingga
sebelum iya berbahagia pun iya tetap ingin menghancurkan hidup ku.
Aku
tak ingin memaafkannya,
(Tanggal
31 Januari 2013 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar