Senin, 08 April 2013


Dear burung kertas ku,
Aku tahu mentari tak lagi menyapaku mulai hari itu.
Semua menjauh.
Hanya kamu yang tersisa temani aku hingga hari ini.
Sungguh, sangat menjijikkan melihat mukanya malam ini.

Sungguh tak punya perasaan menurut ku,
Masih bisa iya tersenyum-senyum diatas penderitaan ku.
Masih bisa iya mengejar motor adikku yang memboncengku menuju RS.
Sumpah, pingin banget aq tampar mukanya.
Agar dia sadar, bahwa selama ini banyak hal yang dilakukannya dan itu menyakiti ku.

Dari pertama aku mengenalnya, iya sudah membuat ku masuk kedalam ngosip “ mengejarnya.”
Dan sampai semua berakhir pun, ngosip tetap aja menyudutkan ku bukan dirinya.
Kenapa mesti aku yang tertuduh sebagai orang yang berselingkuh.
Tak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Hanya aku dan Allah yang mendengar semua yang keluar dari mulutnya.

Terlalu banyak penyesalan yang kutanggung selama ini akibat ulahnya.
Benar-benar mulut tak berguna.
Membuat ku iba dan bertindak membelanya.
Tapi apa yag ku dapat.
Hanya nama baikku yang terus saja tercemar.

Aq hanya ingin nama baik ku kembali camar ….
Aku terlalu lelah memikul beban ini.
Berkali-kali iya berbohong tetap saja aku maafkan.
Mungkin iya hanya ingin melihat hidup ku hancur.
Sehingga sebelum iya berbahagia pun iya tetap ingin menghancurkan hidup ku.
Aku tak ingin memaafkannya,

(Tanggal 31 Januari 2013 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar