Kamis, 17 November 2011

Cerita Ku: " Suatu Perjuangan Yang tak Kenal Lelah."

Hari ini aq berjalan menelusuri jalan tanpa tujuan yang pasti. Suara orang yabg sedang menawarkan harga terdengar dimana-mana, peluit petugas parkir memekakkan telingan, belum lagi suara kenderaan yang lalu lalang melintasi pasar peunayong saat ini. Berbagai macam barang ditawarkan pembeli. Terkadang terlihat penjual tersenyum gembira tatkala ia berhasil menjual barang dagangannya. Namun, tak jarang pula terlihat penjual memaki pembeli karena barang dagangannya tak jadi dibeli. Itulah gambaran sekilas tentang para penjual dan pembeli. Namun bukan itu yang ingin aq ceritakan disini. Ada yang lain, ada yang lain yang terkadang terlupakan oleh kita. Aq melihat kesisi kananku dan kudapati sepasang suami istri yang sudah tua renta. Lihat...!!! apa yg dijajankannya. Hanya 5 buah sirsak masak yang sebagiannya telah busuk. Aq segaja mempercepat langkahku menuju mereka. Dari kejauhan aq dapat melihat ada seorang pembeli yang membeli ke 5 sirsaknya. Ku lihat senyum menyungging disudut bibir kedua makhluk renta itu. Dan saat itu aq benar-benar berada didekatnya. Aq pura-pura menelpon, sekilas ku dengar sang istri berkata pada suaminya:" Alhamdulillah, akhirnya dagangan kita laku juga pak. Besok si hendra bisa sekolah. Dan ibu rasa uang ini cukup buat jajan si hendra selama dua hari".

Aq tak tahu kenapa aq jadi larut sendiri. Ku bayangin bapak ku yang sedang menarik RBT, Ku bayangain wajah lusuhnya, Ku bayangin penyakit yang dideritanya, Ku banyangai wajah pucat yang kelelahan dan berganti dengan senyuman saat adikku yang paling kecil menghiburnya dengan tingkah koyolnya. Ada kepedihan, kesesakan didada saat kuingat semua itu.

Dan hari ini aq mulai bisa merasa betapa tersiksanya orang tua aq. Demi aq, iya rela melakukan apa saja, meskipun iya telah termakan usia. Namun semangatnya tak pernah hilang sedikitpun. Sama seperti kedua insan disampingku ini. Ku perhatikan lagi tukang becak yang sudah tua-tua, wajahnya keriput, badannya kurus bahkan ada yang tak beralas kaki. Aq benar-benar ingin menghilang saat ini. Aq tak mau menjadi orang yang menghamburkan uang dengan membelikan sesuatu yang tak terlalu penting untuk ku miliki. Ingin rasanya aq minta maaf sambil bersujud dan memeluk bapak saat ini dan ku ingin menggantikan posisinya sebagai pencari nafkah hari ini dan seterusnya. Ku fikir: "Kalau kita mau merenung dan melihat kehidupan diluar lingkungan kita, maka kita tak akan lagi membeli sesuatu yang tak penting hanya karena kita menganggapnya unik". Dan untuk mu bapa ku, aq menyanyangin mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar